Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

16 Februari 2009

Keahlian Menyontek

Sahabat yang budiman…..Pernahkan Anda mengamati Adik Anda ketika masih kecil? Ketika Dia berusia dibawah 2 tahun. Bila Anda mengamatinya, tentu akan sering melihat hal-hal aneh yang dilakukannya. Bahkan mungkin itu sangat berbahaya. Saya ambil contoh, yang paling sering terjadi adalah memasukkan benda-benda tertentu ke dalam mulutnya. Apapun bisa ditelan atau minimal akan diemutnya. Yang jelas bukan karena lapar, karena saya yakin susunya tidak pernah telat.

Apakah Anda juga menyadari bahwa Adik kecil juga selalu menirukan apa-apa yang kita katakann? Walau logat dan kata-katanya belepotan, namun Dia selalu mencoba mengatakan seperti apa yang biasa ia dengar. Lalu…..fenomena apakah ini? Ya…..Anak kecil adalah ahli menyontek. Dia memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya karena Di biasa melihat kita ( sebagai kakak, Ortu, atau orang-orang di sekitarnya yang lain ) biasa memasukkan barang-barang pula ke mulut kita dengan asyik. Adik kecil biasa menirukan perkataan kita, walau kita tidak menyuruhnya. Ketika melihat kita melakukan sesuatu hal, Dia pasti menyimpan hasrat untuk melakukannya juga.Berbahaya atau tidak itu bukan urusannya. Bahkan jika kita melarangnya, maka tangisanlah yang akan pecah.

Dan ternyata, bertambah usia bertambah unik pula Dia jadinya. Ketika di usia anak-anak, keahlian menyonteknya tidak luntur. Jika Anda ingin tahu, silakan Anda amati mereka. Contohnya saja anak-anak di sekitar lingkungan saya dan kebetulan saya sendiri mengambil sampel dari 12 Sekolah Dasar di Kediri. Sebagian besar dari mereka sangat mengenal Naruto. Saya yakin Anda pasti juga mengenalnya. Bukankah begitu? Uniknya, banyak diantara mereka telah mencontoh gaya Naruto. Gaya bicara, gaya berkelahi, bahkan ada yang berpenampilan dengan ikat kepala khas Ninja Konoha.

Atau Anda masih ingat beberapa waktu yang lalu dalam tayangan tayangan di TV? Ketika maraknya tayangan gulat gaya bebas WCW dan SMACK DOWN. Banyak Anak-anak Indonesia yang terinspirasi karenanya. Sehingga merekapun tertantang untuk mempraktikkan itu dengan teman-temannya. Dan kita semua tahu bahwa ini diberitakan di berbagai media masa bahwa fenomena ini telah menelan korban jiwa.

Ketika menanjak ke usia remaja, keahlian menyontek ini masih tetap melekat dan mengalami evolusi gaya baru. Begitu banyaknya aksi mesra dan mesum di berbagai tempat di kota kita saja telah membuktikan itu. Saya biasa jalan-jalan malam keliling kota dan saya telah membuktikan itu. Mereka melakukan demikian tentu karena ada cotohnya. Banyak diantara remaja kita yang hobi chatting (mungkin termasuk Anda ) apakah ini kebetulan? Banyak juga yang mulai memakai gaya bicara yang aneh. Bahasa “slang” dan bahasa planet yang belepotan. Itu bagus dan kreatif. Saya bangga karenanya. Tapi uniknya banyak yang tidak tahu tempatnya. Tentu Anda sepakat dengan saya bahwa ini semu hasil mencontek. Bukankah begitu?

Kemudian ketika beranjak lagi ke usia dewasa, ternyata keahlian menyonteknya masik menempel juga. Ya contohnya saja di STPDN beberapa waktu yang lalu. Yang jelas itu tidak lebih dari budaya peninggalan para senior terdahulu yang mungkin tampak begitu asyik, akhirnya adik-adik generasi berikutnya mencontek budaya tersebut. Dan bukankah para Mahasiswa Indonesia adalah ahli demo? Ya…..Terlepas ada sisi positif atau negatifnya, dan saya tidak mau berkomentar apakah itu baik atau buruk, Tapi yang jelas ini karena hasil mencontek dari para pendahulunya. Bagaimana juga dengan fenomena Bintang Sinetron, Grup musik, Aktor / Aktris film atau orang-orang terkenal yang lain? Banyak sudah dari generasi kita yang ingin memiripkan diri dengan mereka. Perkataan, gaya hidup, penampilan, pakaian, profesi, bahkan potongan rambut, potongan muka, potongan celana, potongan kumis, potongan jenggot dan potongan-potongan yang lain.

Masuk usia tua, bahkan manula, sekali lagi kita amati bahwa keahlian menyontek ternyata tetap tidak mau lenyap juga. Betapa banyak para sesepuh kita yang masih juga terinspirasi dari orang-orang yang dia anggap lebih. Merasa kurang ganteng / cantik, melihat para artis sinetron seolah jiwa mereka tergerak lagi. Melihat yang lebih kaya, seolah bagaimana caranya supaya Dia juga bisa kaya, akhirnya mencontoh tehnik para orang kaya tersebut. Berapa banyak pakaian batik dan baju koko terjual dalan setahunnya? Itu karena pengaruh cotoh-mencontoh. Berapa unit sepeda motor yang terjual dalam setiap bulannya. Ratusan ribu unit. Bahkan kini orang-orang seolah berlomba-lomba mengajukan kredit motor atau barang-barang yang lain. Ini sepele…..Hanya karena tetangga sebelah sudah, masa saya belum, dan banyak lagi alasan-alasan yang lain.

Kesimpulannya…..Bahwa setiap manusia diciptakan sebagai Contoh dan sebagai Ahli mencontoh. Karena naluri manusia selalu begitu ( termasuk saya dan Anda ), maka kini saya bertanya kepada Anda. Mana yang akan Anda pilih untuk dicontoh? Yang menguntungkan atau yang merugikan Anda? Yang melanggar hukum Negara atau yang tidak? Yang bertentangan ataukah yang sesuai dengan ajaran Agama Anda?

Mari kita memilih contoh yang terbaik. Karena hidup adalah sebuah pilihan. Keberhasilan kita di masa depan dan bahkan hingga ke akhirat ditentukan oleh contoh-contoh yang kita ikuti hari ini.

Bagaimana pendapat Anda?

Ditulis oleh Ari Suwandono.

1 komentar:

Helo......the True Loving On Jihad Is Our Way....how are you all...Beri komentar ya.... mengatakan...

hi.........Memang budaya menyontak itu harus kita jauhi..Menyontek tak ubahnya dengan mencuri yang bukan hak kita........Selain itu kualitas pendidikan Dinegara kita makin jelek karena penilaian yang kurang akurat atau Objektif Selain itu kurangnya mutu dan kualitas kurikulum yang dapat menuntun siswa untuk menyontek tanpa mengembangkan p[otensi,kretifitas dan inisiatif untuk maju tapi hanya sebagai peniru...
Thanks.........by a.dhiee@yahoo.com

Tulisan Terbaru Saya